Jenis Mooring System Pada FPSO FSO FPU FSU

Secara umum, Mooring system yang digunakan untuk FSO/FPSO adalah sebagai berikut :
Pada sistem ini tidak memungkinkan bagi kapal untuk bergerak/berputar guna mencapai posisi dimana efek-efek lingkungan semisal angin, arus dan gelombang relatif kecil.
Namun hal ini akan mengakibatkan beban lingkungan terhadap kapal menjadi semakin besar, yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah Mooring Lines dan atau line tension-nya.

Pada sistem ini digunakan satu set Anchor Legs dan Mooring Lines yang biasanya terletak pada posisi bow dan stern kapal.


Karena peralatan yang digunakan relatif sederhana, maka tidak perlu dry docking untuk melakukan modifikasi terhadap Mooring Systemnya.  Spread Mooring dapat diterapkan pada setiap tipe kapal, namun dengan tetap  memperhatikan fasilitas produksi di atas kapal.

Pada FPSO Belanak Natuna yang di atasnya terdapat fasilitas produksi Crude Oil dan LPG, maka posisi fixed heading menjadi kebutuhan yang sangat penting dan oleh karenanya digunakan sistem Spread Mooring, karena pergerakan/perputaran dari kapal akan sangat berpengaruh pada proses produksi LPG. 

Pada system ini, peralatan Offloading biasanya terletak di bow atau stern kapal, atau dengan menggunakan buoy yang didedikasikan khusus untuk sarana transfer cargo.

Turret Mooring
Pada sistem ini kapal dihubungkan dengan turret, yang mana dengan adanya bearing memungkinkan kapal untuk dapat berputar.

Dibandingkan dengan Spread Mooring, pada sistem ini riser dan umbilical yang diakomodasi dapat lebih banyak lagi. Turret Mooring dapat berupa External Turret atau Internal Turret.:


External Turret
External Turret dapat diletakkan pada posisi bow atau stern kapal, di luar lambung kapal, memungkinkan kapal untuk dapat berputar 360 derajat dan beroperasi pada kondisi cuaca normal maupun extreme.Chain leg “ditanam” di dasar laut dengan anchor atau piles. Biaya pembuatannya lebih murah dibandingkan dengan Internal Turret dan modifikasi yang dilakukan di kapal tidak terlalu banyak. 
Selain posisi turret, perbedaan lain dibandingkan dengan Internal Turret adalah posisi chain table-nya. Pada External Turret, chain table terletak di atas water level, sedangkan pada Internal Turret, chain table terendam di bawah garis air.

Pada umumnya sistem ini digunakan di perairan yang tidak terlalu dalam dan pada lapangan yang relatif kecil.Contoh aplikasi di Indonesia adalah FPSO Anoa Natuna.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

FSO (Floating Storage & Offloading)

FPS (Floating Production System)